Tinggal di negara tropis seperti Indonesia, memiliki kelebihan dan kekurangannya. Sinar matahari yang berlimpah membuat orang merasa hangat, namun tidak terhindarkan juga merasakan rasa gerah yang menyengat. Saya sendiri biasanya memilih untuk tinggal di rumah, menghindari cuaca panas. Sebagian orang memilih untuk jalan-jalan ke mall, berdiam diri lama di sana untuk merasakan sejuk udara yang dihembuskan oleh air conditioner (AC).
Di perumahan modern, penggunaan AC adalah hal yang wajar. Tidak jarang dalam satu rumah, terdapat 2-3 AC yang dipasang di setiap ruangan. Padahal penggunaan AC secara berlebihan dapat memiliki dampak negatif, seperti kulit menjadi kering, leher terasa nyeri, bahkan tagihan listrik yang melonjak.
Untungnya, dalam beberapa tahun terakhir, saya sudah mengurangi penggunaan AC di rumah, dan tetap bisa membuat ruangan dalam rumah terasa sejuk. Berikut beberapa tips yang bisa saya bagikan :
- Taman di Dalam Rumah
Mendesain rumah dengan memiliki ruang terbuka di tengah atau belakang rumah bukan hanya untuk menambahkan elemen hijau pada rumah, tetapi juga membantu sirkulasi udara di sekitar rumah. Saya percaya bahwa taman yang dikelilingi oleh tanaman dan pepohonan dapat menciptakan iklim mikro tersendiri di sekitar rumah.
Tekanan udara di dalam ruangan yang lebih tinggi daripada taman akan menghasilkan aliran udara dari dalam rumah ke taman. Ketika udara keluar dari dalam ruangan, tekanan udara di dalam akan turun, menyebabkan udara segar dari luar masuk untuk menggantikannya. Proses ini berlangsung secara terus menerus, memastikan udara di dalam ruangan selalu terisi dengan udara yang segar dari luar.
Tapi, bagaimana jika kondisi rumah sudah tidak memungkinkan lagi untuk membuat taman dalam rumah? Mudah saja. Saya sendiri hanya menanam tanaman secara vertikal di dinding atau menggunakan sistem hidroponik di dalam rumah. Taman vertikal atau hidroponik tidak memerlukan banyak ruang horizontal, sehingga cocok untuk rumah dengan lahan yang terbatas. Selain itu menambah beberapa macam bunga di kebun depan juga bisa membuat kondisi rumah terasa lebih sejuk. - Pasang Jendela Rangkap
Mungkin kesannya kuno, karena biasanya jendela rangkap banyak ditemui di rumah-rumah tua seperti bangunan tradisional atau rumah zaman Belanda. Jendela ini terdiri dari dua lapisan kaca jendela yang bisa dibuka ke samping kanan dan kiri. Pada masa lampau, orang tidak hanya membuat jendela seperti ini karena tren, tetapi juga karena fungsinya.
Jika menggunakan jendela dengan kaca yang lebar saja, akibatnya cahaya matahari akan banyak masuk ke dalam rumah, dan membuat suhu panas menetap dalam ruang. Di sisi lain, jika hanya menggunakan jendela jalusi, ruangan cenderung gelap. Oleh karena itu, solusinya adalah menggunakan jendela rangkap. Biasanya, jendela rangkap terdiri dari jendela kaca di bagian dalam (bukaan ke dalam) dan jendela jalusi di bagian luar (bukaan ke luar). - Gunakan Penangkap Angin
Penangkap angin adalah suatu struktur atau desain bangunan yang dirancang untuk menangkap dan mengarahkan angin ke dalam ruangan untuk meningkatkan sirkulasi udara alami. Prinsip dasar dari penangkap angin adalah menciptakan perbedaan tekanan udara antara luar dan dalam ruangan sehingga udara luar dapat masuk ke dalam ruangan dengan aliran udara yang cukup kuat.
Saya terinspirasi oleh eksperimen seorang arsitek bernama Mukti Andriyanto yang mencoba memahami pergerakan udara di sekitar rumah. Angin cenderung bergerak melalui celah-celah yang sempit. Dengan menciptakan perbedaan tekanan udara yang signifikan antara udara luar dan di dalam rumah, serta adanya celah penghubung berupa lorong yang panjang dan sempit, udara dapat berputar secara terus menerus. Hal ini menjaga ruangan tetap sejuk. Bagian atas lorong dibiarkan terbuka hingga atap, dan diatapi dengan bahan polikarbonat. Dinding dekat atap dilengkapi dengan celah-celah vertikal sebagai ventilasi. Angin juga dapat masuk melalui pintu di kedua ujung lorong.
Perbedaan tekanan yang signifikan antara udara luar (tekanan rendah) dan udara di dalam rumah (tekanan tinggi) membuat angin terdorong masuk ke dalam lorong dan bergerak dengan cepat melaluinya. Konsep ini mirip dengan kerja exhaust fan, di mana udara panas diserap dan dikeluarkan oleh mesin. - Pembagian Aktivitas di Rumah
Penyusunan ruang yang tepat adalah kunci untuk menciptakan kenyamanan suhu di rumah. Saya menemukan bahwa membagi aktivitas harian menjadi dua bagian, yakni pagi/siang dan sore/malam, sangat membantu. Saya biasanya menempatkan ruang-ruang yang digunakan pada pagi/siang hari di bagian barat rumah, sementara ruang untuk aktivitas sore/malam saya letakkan di bagian timur. Sebagai contoh, dapur saya saya letakkan di sisi barat karena saya sering memasak pada pagi/siang hari. Selain itu, saya memastikan bahwa setiap bukaan, seperti jendela dan pintu, berada di sisi utara dan selatan agar sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam rumah. - Gunakan Lampu CFL
Lampu CFL (Compact Fluorescent Lamp) adalah jenis lampu hemat energi yang dirancang untuk menggantikan lampu bohlam tradisional. Keunggulan utama lampu CFL adalah hemat energi, yang dapat mengurangi konsumsi energi listrik hingga 75% dibandingkan dengan lampu bohlam tradisional dengan output cahaya yang sama. Selain itu, lampu CFL juga dapat menyerap energi panas dan menciptakan suasana yang lebih sejuk di dalam ruangan. Meskipun lampu CFL telah digantikan secara bertahap oleh lampu LED yang lebih efisien, lampu CFL masih merupakan pilihan yang populer untuk penggunaan di rumah dan perkantoran karena harga yang terjangkau dan efisiensi energinya yang relatif tinggi.